26 Maret, 2008

Another story...

Kangeeeennnnnnnnnn

Udah lama gak posting, rasanya kangen gw guedeeeee bgt buat nulis. Di postingan kemaren gw pengen nulis cerita baru gw disini tapi berhubung tulisannya gak kebawa hari ini jadi gw mau nulis yang laen aja dulu. Hari ini agak bad mood sebenernya, gak tau kenapa tapi lagi aneh aja suasana hati gw. Padahal gw selalu nyemangatin orang lain tapi gw sendiri gak bisa bikin diri gw semangat hari ini. Yah namanya juga manusia masih banyak kurangnya...

Ok, so here we start the story..

Judul : Nurani punya siapa?

Malam telah larut, wanita berambut ikal itu berjalan di atas trotoar, bahasa tubuhnya menunjukkan ia kelelahan. Ia terus berjalan, langkahnya kepayahan, dengan sepatu berhak tinggi yang ia kenakan malah menambah kesulitannya. Ia mengenakan tanktop yang dibalut cardigan berwarna hitam dipadankan dengan rok mini yang langsung mengundang birahi para lelaki. Tapi memang itulah yang ia cari, birahi para lelaki hidung belang yang membutuhkannya hanya semalam. Ya, pekerjaannya memang menjadi kupu-kupu malam. Dan malam ini ia telah selesai bekerja, wanita berambut ikal itu pun hendak pulang kerumahnya. Ia masih berjalan, dengan sesekali mendekapkan tangan didepan dada menahan hawa dingin yang menyerang. Rambutnya yang ikal dan hitam bercahaya diterpa angin dengan lembut. Wajahnya yang putih mulus menyiratkan keletihan dan gurat kesedihan yang nyata.

Akhirnya ia membelokkan langkahnya ke sebuah gang kecil diantara pertokoan disitu. Ia berhenti di depan tukang ayam goreng, dipesannya beberapa potong, setelah selesai wanita berambut ikal itu kembali berjalan, suasana perumahan yang padat mulai terlihat, ia terus berjalan kesana, lalu dibelokan pertama ia membelokan langkahnya lagi. Wanita berambut ikal itu berhenti di depan sebuah rumah kontrakan kecil yang berpenerangan redup. Lalu ia mengetuk pintu itu.

Tok tok "Assalamualaikum, Adi...bunda pulang.."
Pintu itu terbuka dan dari dalamnya menyembul kepala seorang anak laki-laki kecil berusia 4 tahunan, ia tersenyum..

Wanita berambut ikal itu lalu masuk diikuti anak kecil itu.

"Kamu pasti belum makan, nih bunda beliin ayam goreng, ayo kita makan bareng."
Anak kecil itu mengangguk-angguk tanda setuju.

"Besok pagi kita ke rumah sakit lagi ya sayang, sudah waktunya kamu diperiksa lagi."
Anak kecil itu mengangguk lagi.

Ya, anak kecil bernama Adi itu memang tidak bisa berbicara sejak kecil, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Tapi wanita berambut ikal itu tak berhenti berusaha mengobatinya.
***
Ditempat yang lain, seorang pria berperut buncit sedang duduk di kantornya yang super duper nyaman. Ia ditemani seorang ajudannya yang berdiri tegak disampingnya. Kakinya dinaikkan diatas meja, pria itu tampak sedang menunggu seseorang. Wajahnya tampak kesal, remote tv ditangannya terus menerus dipencet untuk mengganti saluran.

Ia adalah seorang pejabat tinggi negara, tamunya kali ini adalah seorang pengusaha penting yang tidak mungkin ia temui di pagi atau siang hari. Jadi ia sengaja meluangkan waktu malam ini khusus untuk sang tamu. Tiba-tiba pintu diketuk.

"Selamat Malam Pak.."

Lalu pria berperut buncit ini menyambut si tamu, tapi dia heran..

"Kenapa cuma kamu yang datang, bosmu mana hah? Saya sudah sengaja meluangkan waktu malam ini buat dia, apa dia gak tau sesibuk apa saya?

"Maaf Pak, 'Bapak' sengaja gak turun dari mobil, untuk menghindari kecurigaan. Jadi beliau titip ini ke saya saja." ucap pria berdasi kupu-kupu ini sambil menyodorkan dua koper besar.

Koper itu diterima oleh sang ajudan dan diperiksa dengan teliti. Setelah dibuka tampaklah sejumlah uang didalamnya. Uang yang sangat sangat banyak. Koper itu diperlihatkan kepada pria berperut buncit itu. Pria itu hanya manggut-manggut.

"Semuanya sesuai yang anda minta, 2M tunai." pria berdasi kupu-kupu itu meyakinkan

"Baiklah, bilang sama bosmu proyek yang dia jalankan saat ini akan lancar, penggusuran di lokasi juga akan segera rampung."

"Ok, saya akan sampaikan, terima kasih atas bantuan bapak. Selamat Malam."

"Selamat Malam"

Setelah pria berdasi kupu-kupu itu keluar, sang ajudan bertanya kepada pria berperut buncit..

"Maaf Pak, bukannya proyeknya itu sudah melanggar peraturan? lagipula penduduk disana juga protes karna ganti rugi yang dikasih ke mereka sedikit sekali."

"Halah kau ini tau apa, itu gampang diatur. Kalo mereka gak mau pindah juga kita bikin aja kebakaran disana gampang khan? hahahahaha" ucap pria berperut buncit itu sambil tertawa senang.

"Sekarang saya mau ke diskotek dulu, kamu bawa koper ini ke tempat penyimpanan biasa ya. Saya gak usah dikawal."

"Baik Pak!"

***

Pagi hari di rumah sakit terlihat kesibukan yang lain dari biasanya, karena telah terjadi kecelakaan yang menimpa seorang pejabat negara. Semua ingin memberikan pelayanan terbaik. Dua orang suster tampak mendorong tempat tidur pasien ke ruang operasi dengan terburu-buru, sang ajudan dengan sigap mengawalnya. Mereka menerobos kerumunan orang dirumah sakit itu tak peduli menyenggol bahkan menjatuhkan orang yang lewat disekitarnya. Setelah sampai di depan ruang operasi sang ajudan disuruh menunggu diluar ruangan.
***
Wanita berambut ikal itu bergegas bangun dari lantai setelah ditabrak oleh suster dan seorang lelaki yang membawa pria berperut buncit dengan terburu-buru. Dia baru saja dari apotek untuk menebus obat buat anaknya. Lalu dia segera masuk ke ruangan dokter tempat anaknya diperiksa.

"Ini obatnya sudah saya tebus dok."

"Baiklah bu, pemeriksaan hari ini sudah selesai, obatnya diminum sesuai petunjuk yang saya berikan ya, bulan depan kita periksa lagi, kalo sudah ada peningkatan baru kita adakan terapi."

"Terima kasih dok."

Wanita berambut ikal itu membawa anaknya keluar dari ruangan dokter. Ia berencana pulang tapi setelah melewati ruang operasi langkahnya terhenti. Ia melihat lelaki berbadan tegap yang tadi menyenggolnya hingga terjatuh sedang berbicara dengan suster.

"Bapak ini perlu donor darah, persediaan darah kita dengan golongan darah seperti bapak sedang habis, tolong hubungi keluarganya untuk segera datang."

"Keluarga bapak sedang tidak ada di indonesia, anak dan istrinya sedang berlibur keluar negri, saya sudah hubungi tapi baru akan tiba besok."

"Tapi kita gak punya waktu lagi, harus segera ada pendonor yang bergolongan darah A kalau tidak saya tidak yakin apa bapak bisa tertolong atau tidak."

Sang ajudan tampak kebingungan, dia tampak khawatir sekali. Wanita berambut ikal itu lalu menghampiri lelaki itu.

"Golongan darah saya A, silahkan ambil saja."
"Anda siapa?" tanya sang ajudan
"Saya hanya ingin menolong." ucap wanita itu
"Baiklah saya akan bayar berapapun yang anda minta."

Wanita berambut ikal itu tersenyum, lalu ia diantar suster keruangan di sebelah ruang operasi tersebut. Sang ajudan menunggu diluar. Mungkin karena kelelahan sang ajudan pun tertidur sambil menunggu. Setelah beberapa lama ia tertidur ia merasa tangannya diguncang-guncang orang. Dengan beratnya ia membuka mata. Tampak wajah suster yang tadi

"Operasi Bapak berjalan lancar." ucap suster

"Loh, bukannya tadi lagi donor darah sus?"

"Donornya sudah selesai dari tadi, operasinya baru saja selesai."

"Trus wanita yang donor darah tadi mana?"

"Sudah pulang sama anaknya, dia cuma titip ini buat anda."

Ajudan itu membuka secarik kertas yang dikasih suster lalu membaca tulisan wanita berambut ikal yang mendonorkan darahnya tadi. Hanya ada sebaris kalimat ini

Saya ikhlas mendonorkan darah saya

Jadi, 'Nurani' itu punya siapa?

Tidak ada komentar: